AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI
AUDIT TEKNOLOGI
INFORMASI
Definisi
Audit berarti membandingkan
antara kegiatan yang diaudit dan kegiatan yang seharusnya terjadi,
membandingkan antara kondisi dan kriterianya. Dalam artian lain Audit atau pemeriksaan
dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses,
atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi
bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima. Pengertian audit
menurut PSAK (Pernyataan Standar Audit Keuangan) adalah suatu proses sistematik
yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas
pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi, kejadian-kejadian dan melihat
tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dan kenyataan, serta
mengomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan.
“Audit sistem informasi
adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah
sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat
mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan
sumberdaya secara efisien”. Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem
informasi adalah :
” Information systems auditing is the process of collecting
and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards
assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved
effectively, and uses resources efficiently”.
Sedangkan sistem informasi itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu aplikasi komputer untuk mendukung operasi suatu organisasi, seperti : SI Manajemen, SI Penjualan, dll.
Sedangkan sistem informasi itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu aplikasi komputer untuk mendukung operasi suatu organisasi, seperti : SI Manajemen, SI Penjualan, dll.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Audit Sistem Informasi (SI) sebagai audit
operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT governance), audit
objective-nya adalah melakukan assessment terhadap efektifitas, efisiensi, dan
ekonomis tidaknya pengelolaan sistem informasi suatu organisasi.
Terdapat berbagai jenis penugasan
audit sistem informasi yang dapat dilaksanakan pada suatu organisasi, misalnya
sebagai berikut:
1.
Untuk mengidentifikasi sistem yang ada
(inventory existing systems), baik yang ada pada tiap divisi/unit/departemen
ataupun yang digunakan menyeluruh.
2.
Untuk dapat lebih memahami seberapa besar sistem
informasi mendukung kebutuhan strategis perusahaan, operasi perusahaan,
mendukung kegaitan operasional departemen/unit/divisi, kelompok kerja, maupun
para petugas dalam melaksanakan kegiatannya.
3.
Untuk mengetahui pada bidang atau area mana,
fungsi, kegiatan atau business processes yang didukung dengan sistem serta
teknologi informasi yang ada.
4.
Untuk menganalisis tingkat pentingnya
data/informasi yang dihasilkan oleh sistem dalam rangka mendukung kebutuhan para
pemakainya.
5.
Untuk mengetahui keterkaitan antara data, sistem
pengolahan dan transfer informasi.
6.
Untuk mengidentifikasi apakah ada kesenjangan
(gap) antara sistem dengan kebutuhan.
7.
Untuk membuat peta (map) dari information flows
yang ada.
Alasan
Menurut Weber (1999) terdapat
empat tujuan utama mengapa perlu dilakukannya audit sistem informasi yaitu:
1.
Mengamankan asset
Asset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem
informasi mencakup: perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas, manusia, file data,
dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dngan aktiva –
aktiva lainnya, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang
pengendalian internal.
2.
Menjaga integritas data
Integritas data merupakan konsep dasar audit sistem
informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan (completeness),
sehat dan jujur (soundness), kemurnian (purity), ketelitian (veracity). Tanpa
menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya
dengan benar akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi
salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar.
3.
Menjaga efektivitas sistem
Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem
tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, auditor
sistem informasi harus tahu mengenai kebutuhan pengguna sistem atau pihak-pihak
pembuat keputusan yang terkait dengan layanan sistem tersebut..
4.
Mencapai efisiensi sumber daya
Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi
dikatakan efisien jika ia menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk
menghasilkan output yang dibutuhkan. Efisiensi sistem pengolahan data
menjadi penting apabila tidak ada lagi kapasitas sistem yang menganggur.
Tujuan
Pentingnya pengelolahan teknologi
informasi dan kompetisi untuk sumber daya pada suatu organisasi adalah alasan
mengapa perlunya audit teknologi informasi. Audit eksternal penting bagi
organisasi untukmengetahui tingkat kepatuhan terhadap hukum. Organisasi mencari
atau telah mencapai berbagaisertifikasi untuk proses atau kualitas layanan,
implementasi kontrol dan efektifitas harus menjalani auditsertifikasi oleh
auditor independen. IT audit sering memberikan informasi yang membantu
organisasimengelola risiko, mengkonfirmasi alokasi sumber daya TI yang terkait
secara efisien, dan mencapai tujuanbisnis lainnya. Alasan yang digunakan untuk
membenarkan audit TI internal dapat lebih bervariasi diseluruh organisasi,
meliputi:
1.
Mematuhi peraturan bursa efek perusahaan
memiliki fungsi audit internal
2.
Mengevaluasi efektivitas kontrol yang
dilaksanakan
3.
Mengkonfirmasikan kepatuhan terhadap kebijakan
internal, proses, dan prosedur
4.
Memeriksa kesesuaian dengan tata kelola TI atau
kontrol kerangka kerja dan standar
5.
Kerentanan menganalisis dan pengaturan
konfigurasi untuk mendukung pemantauan secaraterus menerus
6.
Mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan
sebagai bagian dari risiko awal atau pengelolaanyang sedang berlangsung
7.
Mengukur kinerja terhadap standar kualitas atau
perjanjian tingkat layanan;
8.
Memverifikasi dan memvalidasi sistem rekayasa atau
praktik manajemen proyek TI
9.
Diri menilai organisasi terhadap standar atau
kriteria yang akan digunakan dalamdiantisipasi audit eksternal
Akibat
Pengendalian komputer dapat
menggantikan pengendalian manual. Memiliki keuggulan dapat mampu menangani transaksi
bisnis yang kompleks dengan jumlah besar dengan efisien. Komputer memproses
informasi secara konsisten serta dapat menggurangi salah saji dengan mengganti
prosedur yang dilakukannya secara manual dengan pengendalian yang terprogram
dengan menerapkan fungsi saling mengawasi dan mengontrol setiap transaksi yang
diproses.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar